Kamis, 26 November 2015

Terjebak Nostalgia

Sudah hampir setahun berlalu
Namun kenangan itu masih terus ada
Menggerogoti pikiran dan peraasaan
Akupun tak mengerti mengapa begini

Hey masa lalu !
Mengapa kau datang disaat aku sudah mulai melupakanmu
Memberi harapan yang tak pasti
Namun  aku hanyalah gadis bodoh
yang terjebak dalam naskah cintamu

Hey masa lalu !
Tidakkah kau ingat betapa jahatnya dirimu
Menggantungkan harapan yang hanya menjadi angan
Kini kau pergi lagi, dan lagi
Ku harap kau tak kembali


17 April 2015
5:35 AM
-HN-

Selasa, 17 November 2015

Terima Kasih Sudah Pernah Singgah



            Teruntuk kamu yang pernah singgah di hari, hati, dan pikiranku. Aku hanya ingin menyapamu kembali. Mengusik rasa yang dulu pernah ada, yang sudah kusimpan jauh dan ku kubur dengan dalam. Tapi sesudah aku mengingatmu dan mengajakmu kembali pulang, kau harus segera kubunuh dari ingatan. Terima kasih untuk beberapa bulan belakangan ini. Oh iya, apakah kau tau bagaimana keadaanku kala kau pergi? Hari ku menjadi tak ceria. Hariku selalu teduh dipenuhi sendu. Aku tak pernah menyangka akan begini akhirnya. Keceriaan yang selama ini kau beri, sekarang berubah menjadi hal yang tak menyenangkan bagiku. Nyatanya disini akulah orang yang paling mencinta, sedangkan kau? Sudah kuduga kau tak akan sama seperti ku. Kau hanya mencintaiku seperlunya. Aku merasa ini tak adil, kau yang hanya mencinta sepersekian persen, sedangkan aku mencintaimu seratus persen. Berkali-kali aku menjatuhkan hati pada seseorang yang kupikir dapat membuat bahagia, nyatanya hanya memberi luka. Kebodohanku yang selalu memaafkan, kau buat menjadi tameng pelindung. Awalnya kupikir menerima segala keburukanmu adalah hal yang wajar dalam konteks mencintai, namun ternyata itu menjadi bumerang.

Sekarang aku membencimu. Kau sudah tak sepantasnya aku ingat, dan kau sudah tak pantas lagi menjadi hal yang aku rindukan. Sekali lagi kau sudah tak layak untuk ku kenang. Jahat memang, tapi sudah seharusnya aku melakukannya. Terima kasih untuk beberapa bulan belakangan ini. Terima kasih sudah datang kemudian pergi. Terima kasih sudah mengajariku banyak hal akan kehidupan. Terima kasih sudah memberi arti akan menunggu, bersabar, mencinta, dan bahagia.

Terima kasih sudah pernah singgah, Tuan.



Bekasi, 18 Oktober 2015



Kamis, 02 April 2015

Rindu Ini

Hai...
Selamat Pagi

Ingin rasanya aku menyapamu dengan sapaan sederhana, membuat obrolan singkat yang penuh makna sebelum kau berangkat sekolah. Ya, seperti yang kita lakukan dulu. Setelah menunaikan sholat subuh kau mengirimiku pesan singkat yang berisi sapaan hangat " Morning" . Kita berkirim pesan singkat hingga kau sudah berada di sekolah. Selama pelajaran berlangsung aku tak ingin mengganggumu, aku hanya mengingatkanmu makan jika jam 12 tiba, saat kau istirahat kedua. mengingatkanmu jangan lupa sholat maghrib jika jam menunjukan pukul 18:15 .


Selamat Malam
Biasanya kau mengirimiku pesan singkat pukul 20:00 hanya menanyakan " lagi apa" atau " kamu udah makan" seperti tak ada topik pembahasan lain, dan hal itu kita lakukan terus menerus tanpa ada kata bosan. Rasa rindu akan Kebiasaan dirimu yang selalu meninggalkanku tidur terlebih dahulu, dan karena terlalu sering kau melakukannya hingga diriku menjadi terbiasa. Ucapan " Good night" pun baru kau balas keesokan pag, itu sudah menjadi hal yang lumrah bagiku.


 4 hari berlalu tanpa sapaan hangat darimu rasanya hariku kurang lengkap. Tapi aku sadar, sekarang kita sudah masing-masing. Meratapi Kepergianmu hanya akan membuang waktu saja. Memaksakan kehendak agar kau bisa kembali disampingku hanya akan membuat diriku menjadi egois. Merelakanmu merupakan jalan terbaik. Untuk saat ini aku sangat mengerti kondisimu hatimu yang masih labil.


-Setitik Goresan pena dari yang merindukanmu
@NovellyHN
2 April 2015




Selasa, 10 Maret 2015

Mau kamu apa ? Part 2

Dila masih tak mengerti dengan kemauan Denis. Mungkin Denis ingin mendekatinya lagi tetapi ia juga tak mau melepas Diandra. Dila pun masih tak mengerti dengan perasaannya saat ini. Padahal sewaktu Denis memutuskannya hati Dila biasa saja, tapi entah mengapa akhir-akhir ini hati Dila selalu sakit jika melihat Denis mengganti status dan display picture nya di BBM.
" Dil lo abis nangis ya?"
" Engga"
" Gak usah bohong lo, mata lo bengkak tuh. kenapa lagi sih Dil ini kan udah memasuki minggu ketiga lo putus sama dia"
" Iya gue tau, tapi gak tau kenapa akhir-akhir ini hati gue selalu sakit tiap kali gue liat Denis ganti DP BBM sama update status"
" Ya ampun Dilaaa, mending lo DC aja deh tuh orang, daripada lo gini mulu. Gak capek emang?"
" Gak ah, gue gak mau DC Vin, gue masih pengen berhubungan baik sama dia walaupun kita udah putus"
" Ya elo bisa welcome sama dia, tapi dia? Inget Dil, dia udah jahat sama lo Dilaaaaa!!"

Vina  yang tak ingin melihat sahabatnya begini membuat cara agar Dila tak selalu terpuruk dalam kesedihan. Dila pun masih tetap mempertahankan kontak Denis di BBM nya. 
seiring berjalannya waktu, akhirnya Dila pun sudah bisa merelakan kepergian Denis. Dila tersadar sendiri karena semuanya hanya sia-sia.

" Gimana? Capek sendiri kan lo?"
" Iya sekarang gue sadar Vin, cuma buang-buang waktu aja gue kalau masih pikirin dia"
" Nah tuh tau. Dengerin gue, semua butuh proses Dil. Berangsur-angsur lo juga akan lupa sama Denis."
nasihat yang selama ini diberikan oleh sahabatnya baru bisa dicerna Dila sekarang,

kegiatan kampus yang semakin padat membuat Dila lupa tentang memori yang pernah ia alami, dan ini menjadi hal yang bagus  dalam proses Move on Dila.


2 April 2015   

Selasa, 17 Februari 2015

Penantian

-Penantian- 

Kau tahu dalam diam
Menyimpan dalam bungkam
Menanti dengan angan
Menunggu itu menyakitkan,bukan?

Mataku sulit terpejam
Kala kegelisahan menghampiri malam 
Entah sampai kapan aku harus menanti
Ketidakpastian yang tak berarti


                             -Heranita Novelly-

Mau kamu apa?

" Terus kamu maunya gimana?" 
" Terserah kamu"
" Terserah kamu, kalau kamu bahagia aku juga bahagia kok"
" Aku tuh belum siap"
" Iya aku ngerti kamu masih kaget karena baru pacaran lagi kan? Lagian firasat aku mengatakan kalau kamu udah ada yang lain kok, buat apa juga di pertahankan"

Seketika ia diam dan merenung. keputusan yang sudah sangat bulat untuk menyudahi hubungan ini. hubungan yang selalu kandas hanya karena masalah sepele. 
beberapa hari kemudian, Dila yang sedang iseng mengecek history chat-nya dengan Denis dan melihat status Denis yang semula "Ada" menjadi "Diandra <3" . Kenyataan pahit yang membuat Dila terpukul. menangisinya hanyalah sebuah kesalahan terbesar . Dila hanya tak menyangka, begitu cepat Denis mendapatkan pengganti Dila. pikiran negatif mulai muncul, membuat hati dan pikiran Dila tidak karuan.
" Dil lo kenapa? kok muka lo kusut gitu"
"Gapapa"
"Dil, kenapa lagi? Lo berantem lagi?"
" Bukan berantem lagi, putussss"
" Ya Allah Dil, sabar ya Dil. Cowok emang gitu"
" Tapi lo harus buktiin kalo lo bisa, kemaren aja lo bisa kan jadi jomblo bahagia selama 4 tahun"
" Dia datang hanya untuk menoreh luka di hati gue Vin, dan itu sakiiittt"
" Iya gue ngerti, tapi mau diapain lagi. semua bukti yang lo liat udah jelas kan?"
" Kita tuh butuh solusi, tapi bukan dengan cara udahan. gue engga ngerti deh sama jalan pikirannya"
" Yaudahlah Dil yang penting lo sekarang sabar. Lo pernah bilang kan sama gue Resiko mencintai ya harus berani tersakiti"
" Iya gue tau. tapi lo tau kan, gue udah terlanjur sayang gini sama dia"
" Iya ngerti Dil, tapi cowok lo? sayang gak sama lo? buat apa juga dipertahanin kalau lo pacaran cuma bikin capek aja. kalau emang dia sayang sama lo, dia gak mungkin dong cuekin lo, dan dia gak akan buat lo nunggu"
" Tragis gak sih hubungan gue" 
" Tragis" 
" Ih kok lo gitu sih"
" Kenapa? emang bener kan? udahlah Dil, ngapain masih dipikirin. dia aja gak mikirin lo. inget Dil! don't waste your time"
 mereka bertiga memeluk Dila dengan hangat.

2 minggu kemudian, Denis menghubunginya lagi, padahal Dila sudah enggan dengannya. Ternyata ia hanya berkomentar karena status yang baru saja di Update Dila di BBM, Dila pun mengacuhkannya.
seperti biasa, tiap hari minggu adalah jadwal Dila untuk mengantar Adiknya latihan bela diri. Hari ini Dila tak ada jadwal untuk berpergian dan Dila memutuskan untuk menunggu Adiknya hingga selesai latihan.

Denis menghampiri Dila yang duduk sendirian di tribun atas.
" Kamu kenapa sih?"
" Gapapa, emangnya aku kenapa?"
" Yaa kamu beda aja semenjak putus, kamu udah ada yang lain ya?"
" Beda gimana? ada yang lain? bukannya kamu yang udah ada yang lain?"
" Yaa maksud aku bagus deh kalau kamu emang udah dapet yang lebih baik dari aku"
" . . . . . . "
" Dil, by the way kamu apa kabar?"
" Baik"
" Dil"
" Kenapa lagi sih? mau kamu apa sih? aku harus gimana?"
" Gapapa deh"
" Kamu tahu kenapa aku begini?" 
" engga"
" Aku capek, aku capek sama semuanya. aku capek harus menahan rindu yang teramat sangat menyakitkan dan gak bisa ditunjukin ke siapa-siapa. tapi aku berpikir lagi buat apa aku meratapi yang udah-udah. toh kamu juga udah bahagia sama yang baru. dan intinya kamu gak sayang sama aku and your'e not lucky to have me"

Perasaan memang gak bisa ditebak, semua hanya mengikuti kata hati dan percaya. dan ketika kita memiliki perasaan itu harus dijaga dan dipertahankan.
dan ketika kita sudah menjatuhkan pilihan, diusahakan harus konsisten. 



Terima kasih.

Ingatan itu. . .

Hujan. . .
Tiap rintik yang kau berikan mengantarkanku pada kerinduan. kerinduan yang selalu aku pendam dan tak bisa ku tunjukkan. karena aku tahu semuanya sudah berbeda, semua berubah seiring berjalannya waktu . waktu pula yang mengantarkanku pada pertemuan yang unik. mengenalkanku pada sesosok lelaki yang membuatku yakin untuk menjatuhkan hat. aku pikir ini hanyalah suka pada pandangan pertama, yang hanya mementingkan paras dibandingkan perasaan. awalnya aku mencari tahu tentangnya, dan aku hanya bisa tertawa. media sosial yang sudah sangat jelas memberikan bukti yang membuatku tercengang. aku mencoba mengacuhkannya, namun semakin hari ia semakin membuatku jengkel dan ia ingin selalu mengetahui kesibukanku. Hingga akhirnya kami dekat, aku meresponnya dengan baik. Awalnya rumit dan semakin rumit. 18 hari yang penuh cerita bermakna, pertengkaran yang tiada henti hampir setiap hari hanya karena satu masalah dan masalahnya pun hanya itu-itu saja "Tidak Peka" . Membuatku dituntut untuk selalu bersabar, mengerti tiap kondisi yang dihadapi. Pengertian yang selalu kuberikan barangkali tak ada harganya . Rasa rindu yang selalu menghampiri, dan pikiran negatif yang selalu ada di otakku membuat hati dan pikiran menjadi tak karuan. 
" Maaf aku baru liat Ponsel"
" Iya gapapa, sibuk banget ya"
" Iya nih hehe, Maaf:("
" Iya udah gapapa, mandi dulu sana" 

Tiap kali aku menceritakan hal ini kepada teman kampusku, mereka selalu menyudutkan. Karena umur kami terlampau 3 tahun, hal itu yang membuat teman-teman ku khawatir.
" kalau pacaran sama brondong buat Have fun aja"
mereka bisa berbicara semudah itu, tapi bukan berarti aku mengacuhkan perasaan ku kan?
 namun sekarang semuanya berubah semenjak kata "Putus" terlontar dari mulut manisnya, Tiada lagi secercah harapan yang bisa kutemukan untuk kembali menggapainya, Ya karena ia sudah memiliki yang baru. pengganti yang mungkin jauh bisa mengertinya dan terbaik untuknya.

Sekian.


Jumat, 02 Januari 2015

Hampa

Mentari menyapa dengan hangat, mengawali pagi dengan ceria. Namun tak seceria hari itu. Hari dimana kita bertemu dan berbagi cerita. Membuatku semakin semangat untuk menyelesaikan tulisanku, ya kamu adalah inspirasiku.
Aku tak tahu apa yang kurasa. Dan aku tak tahu sejak kapan rasa ini muncul. Tapi aku hanya sekedar menyukaimu dan kagum.
Tapi sikap mu yang sedingin es membuatku malas untuk menyapa mu terlebih dahulu. Apa kau seperti itu juga terhadap orang lain? Atau hanya kepadaku? Entahlah.

Mencintaimu dengan sederhana

Menurutku mencintaimu cukup sederhana
Mengagumi mu saja sudah cukup Dengan menyimpan fotomu juga cukup
Melihatmu dari jauh juga sudah cukup
Berkirim pesan denganmu juga cukup
Bahkan mengingat namamu juga sudah cukup
Tapi apa begitu saja sudah cukup?