Selasa, 17 November 2015

Terima Kasih Sudah Pernah Singgah



            Teruntuk kamu yang pernah singgah di hari, hati, dan pikiranku. Aku hanya ingin menyapamu kembali. Mengusik rasa yang dulu pernah ada, yang sudah kusimpan jauh dan ku kubur dengan dalam. Tapi sesudah aku mengingatmu dan mengajakmu kembali pulang, kau harus segera kubunuh dari ingatan. Terima kasih untuk beberapa bulan belakangan ini. Oh iya, apakah kau tau bagaimana keadaanku kala kau pergi? Hari ku menjadi tak ceria. Hariku selalu teduh dipenuhi sendu. Aku tak pernah menyangka akan begini akhirnya. Keceriaan yang selama ini kau beri, sekarang berubah menjadi hal yang tak menyenangkan bagiku. Nyatanya disini akulah orang yang paling mencinta, sedangkan kau? Sudah kuduga kau tak akan sama seperti ku. Kau hanya mencintaiku seperlunya. Aku merasa ini tak adil, kau yang hanya mencinta sepersekian persen, sedangkan aku mencintaimu seratus persen. Berkali-kali aku menjatuhkan hati pada seseorang yang kupikir dapat membuat bahagia, nyatanya hanya memberi luka. Kebodohanku yang selalu memaafkan, kau buat menjadi tameng pelindung. Awalnya kupikir menerima segala keburukanmu adalah hal yang wajar dalam konteks mencintai, namun ternyata itu menjadi bumerang.

Sekarang aku membencimu. Kau sudah tak sepantasnya aku ingat, dan kau sudah tak pantas lagi menjadi hal yang aku rindukan. Sekali lagi kau sudah tak layak untuk ku kenang. Jahat memang, tapi sudah seharusnya aku melakukannya. Terima kasih untuk beberapa bulan belakangan ini. Terima kasih sudah datang kemudian pergi. Terima kasih sudah mengajariku banyak hal akan kehidupan. Terima kasih sudah memberi arti akan menunggu, bersabar, mencinta, dan bahagia.

Terima kasih sudah pernah singgah, Tuan.



Bekasi, 18 Oktober 2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar